Kamis, 19 Juni 2008

terimakasih dosen ku....

Terima Kasih (Puisi) Prof Winarno!

01-12-05

EFFENDI GAZALI

Apa artinya bertugas mulia

ketika kami hanya terpinggirkan tanpa ditanya, tanpa disapa.

Kapan sekolah kami lebih dari kandang ayam.

Sejuta batu nisan guru tua yang terlupakan oleh sejarah

terbaca torehan darah kering.

Di sini terbaring seorang guru,

semampu membaca bungkus sambil belajar menahan lapar,

hidup sebulan dari gaji sehari.




tetep jadi Dosen yang menyenangkan dan memotofasi mahasiswanya yaaa Pa'....
aemoga sillaturahim kita tetap terjaga, dengan saling mendoakan... ^_^

nHu_roEL,,,

Selasa, 27 Mei 2008

Keterkaitan Filsafat dengan Psikologi Pendidikan

EMPAT ALIRAN FILSAFAT

1. Perennialisme

(a) Berhubungan dengan perihal sesuatu yang terakhir. Cenderung menekankan seni dan sains dengan dimensi perennial yang bersifat integral dengan sejarah manusia.

(b) Pertama yang harus diajarkan adalah tentang manusia, bukan mesin atau teknik. Sehingga tegas aspek manusiawinya dalam sains dan nalar dalam setiap tindakan.

(c) Mengajarkan prinsip-prinsip dan penalaran ilmiah, bukan fakta.

(d) Mencari hukum atau ide yang terbukti bernilai bagi dunia yang kita diami.

(e) Fungsi pendidikan adalah untuk belajar hal-hal tersebut dan mencari kebenaran baru yang mungkin.

(f) Orientasi bersifat philosophically-minded. Jadi, fokus pada perkembangan personal.

(g) Memiliki dua corak:
(1) Perennial Religius: Membimbing individu kepada kebenaran utama (doktrin, etika dan penyelamatan religius). Memakai metode trial and error untuk memperoleh pengetahuan proposisional.

(2) Perennial Sekuler: Promosikan pendekatan literari dalam belajar serta pemakaian seminar dan diskusi sebagai cara yang tepat untuk mengkaji hal-hal yang terbaik bagi dunia (Socratic method). Disini, individu dibimbing untuk membaca materi pengetahuan secara langsung dari buku-buku sumber yang asli sekaligus teks modern. Pembimbing berfungsi memformulasikan masalah yang kemudian didiskusikan dan disimpulkan oleh kelas. Sehingga, dengan iklim kritis dan demokratis yang dibangun dalam kultur ini, individu dapat mengetahui pendapatnya sendiri sekaligus menghargai perbedaan pemikiran yang ada.


2. Esensialisme
(a) Berkaitan dengan hal-hal esensial atau mendasar yang seharusnya manusia tahu dan menyadari sepenuhnya tentang dunia dimana mereka tinggal dan juga bagi kelangsungan hidupnya.

(b) Menekankan data fakta dengan kurikulum yang tampak bercorak vokasional.

(c) Konsentrasi studi pada materi-materi dasar tradisional seperti: membaca, menulis, sastra, bahasa asing, matematika, sejarah, sains, seni dan musik.

(d) Pola orientasinya bergerak dari skill dasar menuju skill yang bersifat semakin kompleks.

(e) Perhatian pada pendidikan yang bersifat menarik dan efisien.

(f) Yakin pada nilai pengetahuan untuk kepentingan pengetahuan itu sendiri.

(g) Disiplin mental diperlukan untuk mengkaji informasi mendasar tentang dunia yang didiami serta tertarik pada kemajuan masyarakat teknis.


3. Progresivisme
(a) Suka melihat manusia sebagai pemecah persoalan (problem-solver) yang baik.

(b) Oposisi bagi setiap upaya pencarian kebenaran absolut.

(c) Lebih tertarik kepada perilaku pragmatis yang dapat berfungsi dan berguna dalam hidup.

(d) Pendidikan dipandang sebagai suatu proses.

(e) Mencoba menyiapkan orang untuk mampu menghadapi persoalan aktual atau potensial dengan keterampilan yang memadai.

(f) Mempromosikan pendekatan sinoptik dengan menghasilkan sekolah dan masyarakat bagi humanisasi.

(g) Bercorak student-centered.

(h) Pendidik adalah motivator dalam iklim demoktratis dan menyenangkan.

(i) Bergerak sebagai eksperimentasi alamiah dan promosi perubahan yang berguna untuk pribadi atau masyarakat.

4. Rekonstruksionisme
(a) Promosi pemakaian problem solving tetapi tidak harus dirangkaikan dengan penyelesaian problema sosial yang signifikan.

(b) Mengkritik pola life-adjustment (perbaikan tambal-sulam) para Progresivist.

(c) Pendidikan perlu berfikir tentang tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Untuk itu pendekatan utopia pun menjadi penting guna menstimuli pemikiran tentang dunia masa depan yang perlu diciptakan.

(d) Pesimis terhadap pendekatan akademis, tetapi lebih fokus pada penciptaan agen perubahan melalui partisipasi langsung dalam unsur-unsur kehidupan.

(e) Pendidikan berdasar fakta bahwa belajar terbaik bagi manusia adalah terjadi dalam aktivitas hidup yang nyata bersama sesamanya.

(f) Learn by doing! (Belajar sambil bertindak).

EMPAT ALIRAN FILSAFAT

1. Perennialisme

(a) Berhubungan dengan perihal sesuatu yang terakhir. Cenderung menekankan seni dan sains dengan dimensi perennial yang bersifat integral dengan sejarah manusia.

(b) Pertama yang harus diajarkan adalah tentang manusia, bukan mesin atau teknik. Sehingga tegas aspek manusiawinya dalam sains dan nalar dalam setiap tindakan.

(c) Mengajarkan prinsip-prinsip dan penalaran ilmiah, bukan fakta.

(d) Mencari hukum atau ide yang terbukti bernilai bagi dunia yang kita diami.

(e) Fungsi pendidikan adalah untuk belajar hal-hal tersebut dan mencari kebenaran baru yang mungkin.

(f) Orientasi bersifat philosophically-minded. Jadi, fokus pada perkembangan personal.

(g) Memiliki dua corak:
(1) Perennial Religius: Membimbing individu kepada kebenaran utama (doktrin, etika dan penyelamatan religius). Memakai metode trial and error untuk memperoleh pengetahuan proposisional.

(2) Perennial Sekuler: Promosikan pendekatan literari dalam belajar serta pemakaian seminar dan diskusi sebagai cara yang tepat untuk mengkaji hal-hal yang terbaik bagi dunia (Socratic method). Disini, individu dibimbing untuk membaca materi pengetahuan secara langsung dari buku-buku sumber yang asli sekaligus teks modern. Pembimbing berfungsi memformulasikan masalah yang kemudian didiskusikan dan disimpulkan oleh kelas. Sehingga, dengan iklim kritis dan demokratis yang dibangun dalam kultur ini, individu dapat mengetahui pendapatnya sendiri sekaligus menghargai perbedaan pemikiran yang ada.


2. Esensialisme
(a) Berkaitan dengan hal-hal esensial atau mendasar yang seharusnya manusia tahu dan menyadari sepenuhnya tentang dunia dimana mereka tinggal dan juga bagi kelangsungan hidupnya.

(b) Menekankan data fakta dengan kurikulum yang tampak bercorak vokasional.

(c) Konsentrasi studi pada materi-materi dasar tradisional seperti: membaca, menulis, sastra, bahasa asing, matematika, sejarah, sains, seni dan musik.

(d) Pola orientasinya bergerak dari skill dasar menuju skill yang bersifat semakin kompleks.

(e) Perhatian pada pendidikan yang bersifat menarik dan efisien.

(f) Yakin pada nilai pengetahuan untuk kepentingan pengetahuan itu sendiri.

(g) Disiplin mental diperlukan untuk mengkaji informasi mendasar tentang dunia yang didiami serta tertarik pada kemajuan masyarakat teknis.


3. Progresivisme
(a) Suka melihat manusia sebagai pemecah persoalan (problem-solver) yang baik.

(b) Oposisi bagi setiap upaya pencarian kebenaran absolut.

(c) Lebih tertarik kepada perilaku pragmatis yang dapat berfungsi dan berguna dalam hidup.

(d) Pendidikan dipandang sebagai suatu proses.

(e) Mencoba menyiapkan orang untuk mampu menghadapi persoalan aktual atau potensial dengan keterampilan yang memadai.

(f) Mempromosikan pendekatan sinoptik dengan menghasilkan sekolah dan masyarakat bagi humanisasi.

(g) Bercorak student-centered.

(h) Pendidik adalah motivator dalam iklim demoktratis dan menyenangkan.

(i) Bergerak sebagai eksperimentasi alamiah dan promosi perubahan yang berguna untuk pribadi atau masyarakat.

4. Rekonstruksionisme
(a) Promosi pemakaian problem solving tetapi tidak harus dirangkaikan dengan penyelesaian problema sosial yang signifikan.

(b) Mengkritik pola life-adjustment (perbaikan tambal-sulam) para Progresivist.

(c) Pendidikan perlu berfikir tentang tujuan-tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Untuk itu pendekatan utopia pun menjadi penting guna menstimuli pemikiran tentang dunia masa depan yang perlu diciptakan.

(d) Pesimis terhadap pendekatan akademis, tetapi lebih fokus pada penciptaan agen perubahan melalui partisipasi langsung dalam unsur-unsur kehidupan.

(e) Pendidikan berdasar fakta bahwa belajar terbaik bagi manusia adalah terjadi dalam aktivitas hidup yang nyata bersama sesamanya.

(f) Learn by doing! (Belajar sambil bertindak).

Selasa, 06 Mei 2008

Teori Pendidikan Menurut Abraham Maslow

Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah sampai yang sulit untuk dicapai. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi.

Kebutuhan Maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak penting. Untuk dapat merasakan suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat dibawahnya.

Lima kebutuhan dasar Maslow:


Kebutuhan fisiologis

Contohnya adalah: Sandang/pakaian, pangan/makanan, papan/rumah, dan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.


Kebutuhan keamanan dan keselamatan

Contohnya adalah: Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.


Kebutuhan sosial

Contohnya adalah: Memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain sebagainya.


Kebutuhan penghargaan

Contohnya adalah: Pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan lain sebagainya.


Kebutuhan aktualisasi diri

Contohnya adalah: Kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.

Teori Pendidikan Menurut Erward L Thorndike

Pada mulanya, pendidikan dan pengajaran di Amerika Serikat di dominasi oleh pengaruh dari Thorndike (1874-1949) teori belajar Thorndike disebut “Connentionism” karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Teori ini sering disebut juga “Trial and error” dalam rangka menilai respon yang terdapat bagi stimulus tertentu. Thorndike mendasarkan teorinya atas hasil-hasil penilaiannya terhadapt tingkah laku beberapa binatang antara lain kucing, dan tingkah laku annak anak serta orang dewasa.

Objek penelitian dihadapkan kepada situasi baru yang belum dikenal dan membiarkan objek melakukan berbagai aktivitas untuk merespon situasi itu, dalam hal ini objek mencoba berbagai cara bereaksi sehingga menemukan keberhasilan dalam membuat koneksi sesuatu reaksi dangan stimulasinya.

Ciri-ciri belajar dengan trial and error:

1. Ada motif pendorong aktivitas

2. Ada berbagai respn terhadap situasi

3. Ada aliminasi respon-respon yang gagal atau salah

4. Ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan dari penelitian itu

Teori Pendidikan Menurut William James

James menegaskan, dasar dari semua pendidikan adalah mengumpulkan semua insting asli yang dikenal anak-anak, dan tujuan pendidikan adalah organisasi pengenalan kebiasaan sebagai bagian dari diri untuk menjadikan diri yang lebih baik.

Sumbangan James yang paling berpengaruh dalam dunia pendidikan adalah hubungannya dengan susunan kebiasaan James, mengatakan:

“Hal yang paling utama disemua tingkat pendidikan adalah untuk membuat ketakutan kita menjadi sekutu, bukan menjadi lawan. Untuk menemukan dan mengenali kebutuhan kita dan memenuhi kebutuhan kita dalam hidup. Untuk itu kita harus terbiasa, secepat mungkin, semampu kita menjaga diri dari jalan yang membawa kerugian diri kita, seperti menjaga diri kita dari penyakit. Semakin banyak hal itu kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari dengan terbiasa, semakin banyak kemampuan kita yang dapat digunakan untuk hal penting lainnya.”

Dalam pembahasan mengenai metode susunan kebiasaan, James memberikan 4 aturan sebagai berikut:

1. Lengkapi dirimu dengan kekuatan dan ambilah keputusan secepat mungkin.

2. Tidak ada pengecualian dalam kesempatan sampai kebiasaan baru telah tertanam dihidupmu

3. Ambilah kesempatan yang paling pertama saat mengambil tindakan

4. Jagalah kebiasaan itu agar tetap ada dengan memberikan dorongan kecil setiap hari.

Teori Pendidikan Menurut John Dewey

Menurut John Dewey, sekolah adalah lembaga penyelenggara pendidikan yang mempumyai maksud dan tujuan untuk membangkitkan sikap hidup demokratis dan untuk memperkembangkannya. Hal ini harus dilakukan dengan berpangkal pada pengalaman –pengalaman anak. Harus diakui bahwa tidak semua pengalaman berfaedah, oleh karena itu sekolah harus memberikan “bahan pelajaran” sebagai pengalaman-pengalaman yang bermanfaat bagi masa depan anak sekaligus juga anak dapat mengalaminya sendiri. Sehingga anak didik dapat menyelidiki, menyaring, dan pengatur pengalaman tadi.

Pandangan progresivisme mengenai konsep belajar bertumpu pada anak didik. Disini anak didik dipandang sebagai makhluk yang mempunyai kelebihan, dibandingkan makhluk lain, yaitu akal dan kecerdasan. Dan dalam proses pendidikanlah peserta didik dibina untuk meningkatkan keduanya.

Menurut progresivisme, proses pendidikan mempunyai dua segi, yaitu psikologis dan sosiologis. Dari segi sosiologis, pendidik harus dapat mengetahui tenaga-tenaga atau daya-daya yang ada pada anak didik yang akan dikembangkan. Psikologinya seperti yang berpengaruh di Amerika, yaitu pikologi dari aliran behaviorisme dan pragmatisme. Dari segi sosiologis, pendidik harus mengetahui ke mana tenaga-tenaga itu harus dibimbing. John Dewey mengatakan bahwa tenaga-tenaga pendidikan itu harus diabdikan pada kehidupan sosial; jadi mempunyai tujuan sosial. Maka pendidikan adalah proses sosial dan sekolah adalah suatu lembaga sosial.

PENYAKIT HATI DAN OBATNYA

Setiap penyakit sudah tentu ada obat penyembuhnya kecuali bagi orang2 yang tidak ingin sembuh atau ingin selamanya penyakit itu bersarang dalam dirinya.Penyakit hati juga bisa disembuhkan dengan jalan mendekatkan diri kepada Allah dan senantiasa menjauhi larangan Allah.
Ada juga penyakit hati yang tidak ada obatnya yaitu,bagi orang2 yang mendustakan agama Allah,ini obatnya kalau orang2 tesebut sadar dengan apa yang dilakukannya dan mau menerima agama yang benar dari Allah,seperti dalam Al quran surat Al Baqarah ayat 10 yang artinya.” Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.,Yang mana maksud dari ayat ini adalah,ada rasa dengki dan iri tehadap sesuatu apakah itu terhadap orang lain atau terhadap Agama Allah.
Dan yang menderita penyakit ini biasanya disebut munafik ,dimana dia mengaku islam padahal dia kufur.

Sebagai umat islam, kita tentu sudah tau bagaimana yang dikatakan orang munafik dan tidak perlu terlalu di jabarkan dalam tulisan ini,yang jelas penyakit ini adalah satu penyakit kronis,yang obatnya hanya dengan jalan bertaubat.
Dalam hal ini yang ingin di bahas adalah bagian dari peyakit yang sudah di tentukan Allah swt.
>>Penyakit Syubhat,inilah satu penyakit dimana penderitanya senantiasa merasa ragu akan kekuasaan Allah hingga si penderita menerima kekukfuran dan kemunafikan,sebaiknyalah kita berlindung kepada Allah terhindar dari penyakit ini. Penyakit syubhat, ini lebih parah daripada penyakit syahwat. Karena penyakit syahwat masih bisa diharapkan sembuh, bila syahwatnya sudah terlampiaskan. Sedangkan penyakit syubhat, tidak akan dapat sembuh, kalau Allah tidak menanggulanginya dengan limpahan rahmat-Nya. Dan adapun orang yang didalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada)." (At-Taubah : 125)
>>Penyakit Syahwat,mengenai penyakit ini Allah berfirman dalam surat Al hzab ayat 32 yang artinya “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik. Yang dimaksud dengan "tunduk" di sini ialah berbicara dengan sikap yang menimbulkan keberanian kepada orang bertindak yang tidak baik terhadap mereka, sementara yang dimaksud dengan "dalam hati mereka ada penyakit" ialah: orang yang mempunyai niat berbuat serong dengan wanita, seperti melakukan zina.Untuk semua inilah Allah wasiatkan kepada kaum wanita untuk tidak tunduk atau lemah dalam berbicara,sebab kelemahan ini akan bisa di manfaatkan oleh orang2 yang dirinya sudah terkena virus penyakit syahwat ini,maka sebaiknyalah kita lebih banyak berzikir dan berlindung kepada Allah semoga terhindar dari segala bentuk penyakit hati dan jenisnya.
Sebenarnya apa yang menyebabkan timbulnya penyakit hati dalam diri seorang umat manusia antara lain :
1. Syirik,dalam artian mempersekutukan Allah dengan yang lain atau lebih mempercayai sesuatu di banding Allah yang Maha dari segala yang Maha,atau meminta pertolongan kepada selain Allah misalnya ke pada pohon2 besar atau benda2 lain yang di anggap keramat.Padahal sebagai umat islam sadar bahwa memohon itu hanya kepada Allah dan minta perlindungan dari hati yang penuh ragu,karena keraguan dapat membuat hati kita tercabik2 dan mengakibatkanseorang manusia tidak mempunya hati dan hisupe seperti binatang ternak.,“atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).(al furqaan 44).Kalau sudah demikian halnya maka manusia tersebut hidup sama denrajatnya dengan binatang ternak,dan bisa saja binatang lebih terhormat dari manusia itu sendiri.Sebab binatang tidak hidup dengan akal dan iman serta akidah,subhanallah semoga kita terlindung dari hal2 demikian.
2.Perbuatan maksiat,perbuatan maksiat ini bisa berkarat dalam hati dan akan menjadi penyakit yang akut,hingga dapat membuat sipenderita tidak dapat melihat,tidak bisa mendengar,dan tidak bisa merasakan kebenaran dan kesalahan,dan tidak sanggup lagi menggunakan pikirannya secara wajar,dan penderita itu ibarat segumpal daging yang didalamnya terkandung urat nadi dan darah,Allah Ta’ala berfirman “(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik(Al_Maidah 13).
Apabila hati telah terkena virus maksiat,maka ia akan hancur berkeping2 sehingga dia tidak lagi menyukai kebaikkan,peringatan dan dakwah, ilmu dan sebagainya,dan penderita akut yang seperti ini tak ubahnya bagai seekor sapi yang hobbynya hanya mencari kesenangan semata.Dan Allah jelas2 memperingatkan hambanya yang terkena penyakit ini dalam surat Al A’raaf 175-176 yang artinya “
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.(175) Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.(176)
3.Lalai,penyakit ini hampir dapat dikatakan menimpa siapa saja hamba2 Allah,tidak pilih kasih apakah dia hidup dikota metropolitan maupun di desa yang terpencil,ulama,da’i dan para orang2 gede senantiasa sering terkena penyakit hati yang satu ini.Mungkin kita pernah bertemu ataupun berhadapaan langsung dengan orang yang selalu mendengar perintah dan mendengar khutbah atau nasihat,tapi itu belum tentu dapat merubah semua tingkah lakunya sehari2,ini terjadi karena kelalaiannya,dan lalai dari mengingat Allah.Dalam Al-quran di jelaskan tentang masalah ini dalam surat Al Anbiya : 97 -98
“Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): "Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim"(97). Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.(98)
Dari ayat itu sudah dapat di gambarkan bagaimana seorang yang lalai,dan menurut Abu Hurairah ra. “orang yang lalai ialah orang yang masuk kedalam mesjid tetapi jenggotnya di gayuti oleh syeitan.dan dipaksa untuk memandangi langit-langit atap mesjid,tapi bukan untuk mengingat Allah”.
Bagaikan seorang aktivis yang hidupnya hanya di isi bernyanyi2 dan bernari2 memainkan berbagai alat musik atau membaca majalah2 cabul,maka kalau sedang sholat hatinya akan merasa gelisah dan letih.
Dan masya Allah, sungguh malang orang-orang yang lalai memelihara dan menjaga hatinya, sehingga menjadi qalbun maridh (hati yang sakit). Ibarat cermin, ia adalah cermin yang tidak terawat, sehingga penuh noktah-noktah (titik-titik) hitam. Mulanya mungkin hanya satu noktah, namun dari hari ke hari noktah itu terus bertambah dan bertambah. Akibatnya, setiap benda sebagus apa pun yang disimpan di mukanya akan tampak lain pantulan bayangannya. Setidak-tidaknya bayangan benda itu tampak buram dan lebih buruk daripada aslinya. Apalagi yang bercermin di depannya, siapa pun dia, niscaya akan merasa kecewa. Ini karena sebagus dan serapi apa pun dandanannya, bayangan yang terpantul dari cermin akan tampak buruk dan kusam.Sebenarnya masih banyak lagi sebab2 yang dapat merusak dan mencabik2 hati manusia selain hal yang tiga itu,,ada yang namanya takabur(merasa dirinya paling mampu dari orang lain) atau ujub atau sombong yang kesannya kagum akan diri sendiri,dimana ujub itu terjadi karena,merasa dirinyalah yang paling hebat dan perkasa seperti si Firaun karena sombongnya dia binasa.
Riya,dengki dan iri serta lebih memilih dunia juga termasuk dalam penyakit hati,yang dengan cara mendekatkan diri kepada Allah penyakit itu akan sembuh,dan berusaha dan berjanjilah untuk senantiasa dekat kepada Allah dan minta perlindungan dari Allah agar terhindar dari segala jenis penyakit hati,baik yang kronis maupun yang tidak kronis.
Sebab kalau hati sedikit saja sudah rusak,kalau tidak cepat di sembuhkan akan semakin parah,rusaknya dan akan menjadikan hati itu mati.Apa yang paling membimbangkan kita ialah apabila hati mati, kerana inilah kemusnahan yang amat besar terhadap manusia. Matinya hati adalah bencana dan malapetaka besar yang bakal menghitamkan seluruh kehidupan di dunia dan akhirat. Inilah ujian apabila kita lalai dan hendaklah kita coba mengobati dan membersihkan hati kita. Kegagalan kita menghidupkan hati akan dipertanggung jawabkan oleh Allah Subhanahu Wataala di akhirat kelak.
Untuk mencegah terjadinya semua itu,mulailah kita sama2 untuk menata dan mengobati hati yang sakit sedini mungkin, dengan cara zikurrullah dan senantiasa dekat dengan Allah,dalam keadaan berdiri atau duduk,maupun berbaring, diwaktu pagi dan sore.Seperti yang ada dalam surat al imran ayat 191”yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”
Hati yang sehat dalam pandangan Allah Azza wa Jalla tiada lain adalah hati yang selamat (qalbun salim). Ia tidak ubahnya laksana cermin yang bening dan bersih, sehingga bayangan yang terpantul darinya akan persis sebagaimana benda yang ditaruh di mukanya. Tampak jelas, apa adanya, dan indah. Siapa saja yang bercermin di depannya, niscaya akan merasakan kepuasan karena tidak merasa "didustai" oleh sang cermin.
Semoga Allah memberikan kita semua qalbun salim,dan terhindar dari qalbun maridh (hati yang sakit).Wallahualam,segala yang benar datang dari Allah dan yang salah dari penulis.
>>Iri Hati,Iri hati adalah suatu sifat yang tidak senang akan rizki / rejeki dan nikmat yang didapat oleh orang lain dan cenderung berusaha untuk menyainginya. Iri hati yang diperbolehkan dalam ajaran islam adalah iri dalam hal berbuat kebajikan, seperti iri untuk menjadi pintar agar dapat menyebarkan ilmunya di kemudian hari

Bahan rujukkan:Al_Qulub Al Maridhat>>> sayikh Aidh Bin Abdullah Al_Qarni
Terjemahan Alquran.
ari. Atau iri untuk membelanjakan harta di jalan kebenaran.


Tips ampuh mengobati penyakit hati:

Yang paling mendasar dari semua aktifitas dalam kehidupan kita adalah ibadah kepada Allah SWT. Jadi semua problem yang kita alami kita kembalikan pada hakikatnya kepada mengingat Allah(dzikir).

Berikut adalah landasan yang bisa memotifasi teman-teman untuk mengobati hatinyaz yang mungkin sakit,,,

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu" (QS. al-Baqarah : 45)

Penyakit hati ini harus dibersihkan dengan dzikrullah, sesuai dengan hadits Rasulullah Saw.:

"Sesungguhnya untuk segala perkara itu ada obat pencucinya, sedangkan pencuci hati itu adalah dzikir (ingat hati) kepada Allah".

Insyaallah sembuh… amin ^_^

Naaaahhhh….

metzZZzz…mencoba!!!!

5 KARAKTER GURU TERBAIK menurut saya:

1) Berwawassan Luas: Guru menguasai dan kompeten dalam bidang studi yang diajarkan, seorang guru jaga mampu mengikuti perkembangan zaman sehingga memahami betul hal-hal yang sedang “in” di kalangan aanak didik.

2) Berpenampilan Menarik: Seorang guru wajib/harus memperhatikan penampilannya untuk mendukung kondisi belajar mengajar yang segar.

3) Supel: mampu beradaptasi dengan muridnya dan membaur dangan perasaan/psikologis mereka, sehingga guru tidak hanya diposisikan sebagai seorang guru, tetapi juga orang tua yang bertanggung jawab, kakak yang melindungi, juga sebagai teman tempat berbagi.

4) Kreatif : mampu mengembangkan potensi dirinya, sehingga dapat mengondisikan suasana belajar yang asik, aktif dan hidup, hal ini dimaksudan agar tidak jenuh dan membuat kantuk, karena guru yang memiliki kreatifitas seni lebih biasanya disenangi oleh muridnya.

5) Memotivasi: Selalu memberikan semangat dan dukungan moril yang positif agar tujuan pendidikan dapat terwujud.

5 KARAKTER GURU TERBURUK menurut saya:

1) Tempramental : Guru yang mudah marah/tersinggung, cenderung galak juga kurang pandai mengendalikan emosi.

2) Diktator : Guru yang mengedepankan egonya memaksakan kehendak, banyak menuntut dan mengatur tanpa melihat kemampuan dan kesanggupan siswa.

3) Kolot : Tidak memahami situasi perkembangan siswa, melihat sesuatunya secara subjektif dan tidak objektif.

4) Monoton : Terlalu tepaku pada materi dn sistem pengajaran yang baku dan tidak pandai berimpropisasi.

5) Acuh tak acuh : Bersikap cuek/tidak peduli/masa bodoh terhadap usaha / proses balajar siswa. sehingga hal ini mengakibatkan kekecewaan dan krisis percaya diri yang menurun pada peserta didik.

Sri Nurul Hidayati( P. B. Ind. 2 a )

NB: Jadilah guru yang disegani karena dihormati, dan jangan pernah jadi guru yang di segani karena ditakuti….

Jadi guru yang baik n asik yaaa teman2…^_^

Selasa, 01 April 2008

KRETIFITAS DIRI

Kreatif yuuuuu...

Mengisi hari libur kuliah, setiap hari sabtu, saya membantu menggantikan ayah saya mengajar di sebuah Madrasah Tsanawiyah Swasta yang dirintis oleh tokoh masyarakat di tempat saya tinggal, termasuk ayah saya. Dengan kondisi fisik bangunan yang jauh dari standar nasional. Tetapi proses belajar mengajar harus tetap berlangsung, saya mengajar bidang studi agama tepatnya Aqidah Akhlak kelas 3. Ghirah atau kemauan anak untuk belajar sangat rendah, seorang gurupun tidak bisa memaksa karena fasilitasnya yang kurang memadai, sehingga muridnya juga pasif.

Dalam bidang studi saya materi yang diajarkan tidaklah terlalu berat, karena menyangkut moral dan pengetahuan agama yang umum, hal tersebut tidak terlalu sulit untuk disampaikan, asalkan ahlak anak itu baik, mudah bagi saya memberikan nilai 8, tetapi saya merasa mereka layak mendapatkan lebih dan sebagai guru saya ingin melihat semangat belajar mereka yang tinggi. Upaya saya menyiasati kondisi ini adalah dengan mengajarkan materi tidak hanya di kelas tetapi diluar kelas, seperti ada bab yang membahas tentang “Akhlak Terpuji Terhadap Lingkungan Flora dan Fauna”, saya ajak mereka belajar di taman dekat sekolah, sehingga suasananyapun bisa lebih kondusif untuk memahami materi. Dan pada setiap hari minggu ada pelajaran tambahan yaitu membaca al-qur’an dengan menggunakan nada Qira’at (Tilawatil Qur’an) ayat yang dipelajari pun sesuai dengan materi pelajaran pada hari sabtu, dengan demikian suasana belajar lebih menarik. Itu adalah salah satu upaya kreatif saya yang memadukan antara kemampuan saya mengaji dan kewajiban saya sebagai seorang guru.

Selasa, 18 Maret 2008

Keadaan Khas Masa Remaja

1. Sebagai peralihan dari masa anak menuju ke masa dewasa masa remaja merupakan masa yang penuh dengan kesulitan dan gejola, baik bagi remaja sendiri maupun bagi orang tuanya. Seringkali karena ketidaktahuan dari orang tua mengenai keadaan masa remaja tersebut ternyata mampu menimbulkan bentrokan dan kesalahpahaman antara remaja dengan orang tua yakni dalam keluarga atau ramaja dengan lingkungannya.
2. Hal tersebut di atas tentunya tidak membantu si remaja untuk melewati masa ini dengan wajar, sehingga berakibat terjadinya berbagai macam gangguan tingkah laku seperti penyalahgunaan zat, atau kenakalan remaja atau gangguan mental lainnya. Orang tua seringkali dibuat bingung atau tidak berdaya dalam menghadapi perkembangan anak remajanya dan ini menambah parahnya gangguan yang diderita oleh anak remajanya.
3. Untuk menghindari hal tersebut dan mampu menentukan sikap yang wajar dalam menghadapi anak remaja, kita sekalian diharapkan memahami perkembangan remajanya beserta ciri-ciri khas yang terdapat pada masa perkembangan tersebut. Dengan ini diharapkan bahwa kita (yang telah dewasa) agar memahami atas perubahan-perubahan yang terjadi pada diri anak dan remaja pada saat ia mamasuki masa remajanya.
4. Begitu pula dengan memahami dan membina anak/remaja agar menjadi individu yang sehat dalam segi kejiwaan serta mencegah bentuk kenakalan remaja perlu memahami proses tumbuh kembangnya dari anak sampai dewasa.

Beberapa Ciri Khas Masa Remaja adalah:

1. Perubahan peranan
Perubahan dari masa anak ke masa remaja membawa perubahan pada diri seorang individu. Kalau pada masa anak ia berperanan sebagai seorang individu yang bertingkah laku dan beraksi yang cenderung selalu bergantung dan dilingungi, maka pada masa remaja ia diharapkan untuk mampu berdiri sendiri dan ia pun berkeinginan mandiri.
Akan tetapi sebenarnya ia masih membutuhkan perlindungan dan tempat bergantung dari orang tuanya. Pertentangan antara keinginan untuk bersikap sebagai individu yang mampu berdiri sendiri dengan keinginan untuk tetap bergantung dan dilindungi, akan menimbulkan konflik pada diri remaja. Akibat konflik ini, dalam diri remaja timbul kegelisahan dan kecemasan yang akan mewarnai sikap dan tingkah lakunya. Ia menjadi mudah sekali tersinggung, marah, kecewa dan putus asa.
2. Daya fantasi yang berlebihan
Keterbatasan kemampuan yang ada pada diri remaja menyebabkan ia tidak selalu mampu untuk memenuhi berbagai macam dorongan kebutuhan dirinya.
3. Ikatan kelompok yang kuat
Ketidakmampuan remaja dalam menyalurkan segala keinginan dirinya menyebabkan timbulnya dorongan yang kuat untuk berkelompok. Dalam kelompok, segala kekuatan dirinya seolah-olah dihimpun sehingga menjadi sesuatu kekuatan yang besar. Remaja akan merasa lebih aman dan terlindungi apabila ia berada di tengah-tengah kelompoknya. Oleh karena itu ia berusaha keras untuk dapat diakui oleh kelompoknya dengan cara menyamakan dirinya dengan segala sesuatu yang ada dalam kelompoknya. Rasa setia kawan terjalin dengan erat dan kadang-kadang menjurus ke arah tindak yang membabi buta.
4. Krisis identitas
Tujuan akhir dari suatu perkembangan remaja adalah terbentuknya identitas diri. Dengan terbentuknya identitas diri, seorang individu sudah dapat memberi jawaban terhadap pertanyaan: siapakah, apakah saya mampu dan dimanakah tempat saya berperan.
Ia telah dapat memahami dirinya sendiri, kemampuan dan kelamahan dirinya serta peranan dirinya dalam lingkungannya. Sebelum identitas diri terbentuk, pada umumnya akan terjadi suatu krisis identitas. Setiap remaja harus mampu melewati krisisnya dan menemukan jatidirinya.

sumberr: http//penabur1.or.id

Senin, 10 Maret 2008

Dinamika Perkembangan Remaja

Pertumbuhan dan perkembangan remaja tidak lepas dari pengaruh bawaan yang berkaitan dengan sifat-sifat atau karakteristik genetika yang diturubkan oleh orang tua, serta pengaruh lingkungan yang berkaitan dengan keluarga, sekolah, teman bermain atau lingkungan masyarakat umum.
Pemahaman tentang dinamika perkembangan remaja amat diperlukan bagi orang tua maupun pendidik yang banyak berhubungan dengan mereka. Kasus-kasus pelecehan seksual, pemerkosaan, aborsi, tawuran, narkoba maupun kriminalitas yang melibatkan remaja menjadi berita yang marak di media-media masyarakat.
Berbagai macam problem tersebut dapat diantisipasi melalui pendekatan integral antara orang tua, pendidik, profesional serta masyarakat melalui program promosi kesehatan mental di keluarga, sekolah, tempat ibadah dan lingkungan masyarakat tempat berkiprah dan berkumpulnya remaja-remaja.