Teori Pendidikan Menurut Abraham Maslow
Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai
Kebutuhan Maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak penting. Untuk dapat merasakan suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat dibawahnya.
Kebutuhan fisiologis
Contohnya adalah: Sandang/pakaian, pangan/makanan, papan/rumah, dan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
Kebutuhan keamanan dan keselamatan
Contohnya adalah: Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.
Kebutuhan sosial
Contohnya adalah: Memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain sebagainya.
Kebutuhan penghargaan
Contohnya adalah: Pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan lain sebagainya.
Kebutuhan aktualisasi diri
Contohnya adalah: Kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.
Teori Pendidikan Menurut Erward L Thorndike
Pada mulanya, pendidikan dan pengajaran di Amerika Serikat di dominasi oleh pengaruh dari Thorndike (1874-1949) teori belajar Thorndike disebut “Connentionism” karena belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dan respon. Teori ini sering disebut juga “Trial and error” dalam rangka menilai respon yang terdapat bagi stimulus tertentu. Thorndike mendasarkan teorinya atas hasil-hasil penilaiannya terhadapt tingkah laku beberapa binatang antara lain kucing, dan tingkah laku annak anak serta orang dewasa.
1.
2.
3.
4.
Teori Pendidikan Menurut William James
James menegaskan, dasar dari semua pendidikan adalah mengumpulkan semua insting asli yang dikenal anak-anak, dan tujuan pendidikan adalah organisasi pengenalan kebiasaan sebagai bagian dari diri untuk menjadikan diri yang lebih baik.
1. Lengkapi dirimu dengan kekuatan dan ambilah keputusan secepat mungkin.
2. Tidak ada pengecualian dalam kesempatan sampai kebiasaan baru telah tertanam dihidupmu
3. Ambilah kesempatan yang paling pertama saat mengambil tindakan
4. Jagalah kebiasaan itu agar tetap ada dengan memberikan dorongan kecil setiap hari.
Teori Pendidikan Menurut John Dewey
Menurut John Dewey, sekolah adalah lembaga penyelenggara pendidikan yang mempumyai maksud dan tujuan untuk membangkitkan sikap hidup demokratis dan untuk memperkembangkannya. Hal ini harus dilakukan dengan berpangkal pada pengalaman –pengalaman anak. Harus diakui bahwa tidak semua pengalaman berfaedah, oleh karena itu sekolah harus memberikan “bahan pelajaran” sebagai pengalaman-pengalaman yang bermanfaat bagi masa depan anak sekaligus juga anak dapat mengalaminya sendiri. Sehingga anak didik dapat menyelidiki, menyaring, dan pengatur pengalaman tadi.
Pandangan progresivisme mengenai konsep belajar bertumpu pada anak didik. Disini anak didik dipandang sebagai makhluk yang mempunyai kelebihan, dibandingkan makhluk lain, yaitu akal dan kecerdasan. Dan dalam proses pendidikanlah peserta didik dibina untuk meningkatkan keduanya.
Menurut progresivisme, proses pendidikan mempunyai dua segi, yaitu psikologis dan sosiologis. Dari segi sosiologis, pendidik harus dapat mengetahui tenaga-tenaga atau daya-daya yang ada pada anak didik yang akan dikembangkan. Psikologinya seperti yang berpengaruh di Amerika, yaitu pikologi dari aliran behaviorisme dan pragmatisme. Dari segi sosiologis, pendidik harus mengetahui ke mana tenaga-tenaga itu harus dibimbing. John Dewey mengatakan bahwa tenaga-tenaga pendidikan itu harus diabdikan pada kehidupan sosial; jadi mempunyai tujuan sosial. Maka pendidikan adalah proses sosial dan sekolah adalah suatu lembaga sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar